Larangan ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng, seperti diinstruksikan Presiden Joko Widodo tak lantas menyelesaikan kenaikan harga yang membuat kantong masyarakat bolong.
Analisa dari Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira, lonjakan harga migor yang dilatarbelakangi kebijakan mekanisme pasar seharusnya diperbaiki pemerintah.
Menurutnya, larangan ekspor tidak akan membuat harga Migor berubah menjadi lebih murah. Justru, pengusaha berpotensi menaikan kembali harga jual eceran Migor, karena satu jaring pendapatan mereka aksesnya ditutup pemerintah.
"Jadi belum bisa dipastikan harga minyak goreng akan turun, karena pengusaha sawit yang kehilangan pendapatan dari ekspor CPO akan kompensasikan kerugian ke margin harga produk turunan termasuk minyak goreng," ujar Bhima, Jumat (29/4).
Selain itu, Bhima juga melihat perkembangan harga CPO di pasar internasional mulai naik sekitar 9 persen seminggu terakhir karena larangan ekspor. Sehingga dia memprediksi, keadaan akan menjadi lebih fatal lagi jika pelarangan ekspor hanya berlaku singkat.
"Sementara harga patokan CPO-nya tetap tinggi maka minyak goreng kemasan yang gunakan mekanisme pasar akan semakin mahal," tuturnya, diwartakan Kantor Berita Politik RMOL.
"Faktor berikutnya juga momentum lebaran di mana permintaan sedang tinggi untuk kebutuhan rumah tangga dan warung makanan," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved