Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang berikan pemahaman terkait susu sapi segar layak konsumsi. Tidak sembarang, susu sapi segar yang bisa dikonsumsi harus melalui serangkaian pengujian petugas ahli.
Ketua KPSBU Lembang, Dedi Setiadi mengatakan, istilah tester merujuk pada petugas pemeriksa susu yang ada di koperasi yang sudah memiliki kemampuan.
"Jadi yang pertama diuji organoleptik (rasa, warna, bau). Dari sini saja petugas sudah bisa membedakan susu yang bagus atau jelek karena penglihatan mereka, pengecap mereka, melihat dan merasakan susu itu sudah sangat paham," ungkap Dedi saat dihubungi, Minggu, (19/5).
Setelah uji organoleptik, dia memaparkan, susu tersebut kemudian diuji dengan alkohol tes memakai alkohol 70 persen. Kalau pecah bintik-bintik tentu harus ditolak.
"Kemudian susu ini diuji kembali keasliannya pakai uji rejozanin campur air dan susu, itu akan tetap. Kemudian diperiksa berat jenisnya, minimal harus 1,026 atau 1,027," jelasnya.
Ia menyayangkan, produksi susu sapi masih terpengaruhi kejadian Penyakit Mulut dan Kuku PMK dan Lumpy Skin Disease (LSD) karena sekarang pun di beberapa tempat masih ada gejala PMK dan LSD yang terjadi. Sehingga recovery produksi susu dan sapi-sapi yang terkena PMK ini memang cukup lama pemulihannya.
"Saya melihat 2-3 tahun lah untuk melakukan recovery sapi-sapi yang telah terkena PMK," katanya.
Mengenai konsumsi susu sapi, dia menjelaskan, pada dasarnya orang tidak minum susu itu ada dua hal. Pertama belum tahu tentang manfaat susu, yang kedua tidak terbeli.
"Sudah tahu ini sehat tapi gak kebeli," ujarnya.
Publikasi dan sosialisasi bagi masyarakat tentang manfaat susu sangat penting. Walaupun banyak juga orang yang Intoleransi laktosa.
"Maka penting adanya edukasi bagi masyarakat bagaimana susu itu penting sebagai upaya mempersiapkan generasi emas. Karena kalau sekarang anak-anak minum susu, ini akan menambah kecerdasan mereka," tegasnya.
Adanya program makan siang dan susu gratis yang menjadi program Parabowo-Gibran, dia menyatakan, pihaknya sangat setuju sebagai program yang bagus. Kalau APBN-nya diurus pemerintah.
"Kalau masyarakat dikasih susu gratis tentu akan menyehatkan dan mencerdaskan otaknya serta edukasi dalam menyiapkan Indonesia Emas Tahun 2050 itu karena berdasarkan penelitian, susu ini juga dapat meningkatkan imunitas apalagi angka stunting di Indonesia masih tinggi maka dengan program itu saya kira angka stunting bisa diturunkan secara drastis," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved