Sebanyak 200 ribu Kartu Keluarga (KK) di Kota Bandung masih melakukan perilaku Open Defecation Free (ODF) atau Buang Air Besar Sembarangan. Setiap orang melakukan Buang Air Besar sebanyak 200-300 gram/hari, artinya 5 ton/hari tinja dibuang ke selokan dan sungai.
Ketua Forum Bandung Sehat (FBS), Siti Muntamah Oded menyebutkan, dari 151 Kelurahan, Sumur Bandung menjadi kecamatan tertinggi ODF. Salah satu dampak buruk dari prilaku ODF yaitu tercemarnya lingkungan, sehingga menimbulkan banyak penyakit menular seperti diare.
"Kalau kita lihat tren, diare selalu ada di Kota Bandung. Trennya 11 ribuan pertahun, artinya angka itu adalah angka yang cukup besar karena diare itu salah satu penyebabnya adalah kurangnya akses terhadap air minum yang sehat," tutur Siti di Taman Sejarah, Jalan Aceh, Kota Bandung, Kamis (27/2).
Selain berdampak terhadap diare, Umi sapaan Siti Muntamah memaparkan, perilaku ODF juga menjadi penyebab terjadinya stunting, di mana tumbuh kembang otak anak menjadi tidak optimal.
"Jadi, sejak dia ada di dalam perut, sampai ketika lahir sampai berusia dua tahun, 100 hari pertama kehidupan intervensinya itu kepada orangtuanya, kepada ibunya," jelas Umi.
Menurutnya, ibu hamil harus memiliki pola hidup bersih dan sehat. Sebab menurut Umi, ketika lingkungannya tidak bersih, misalnya airnya kotor, lingkungan dan udaranya tercemar, akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin.
"Ketika lahir misalnya kita melihat bahwa ternyata sampai usia dua tahun tidak mendapatkan makanan sehat, termasuk juga air dan lain sebagainya. Sehingga, yang seharusnya energi itu digunakan mengembangkan otak, akhirnya terkurangi, itu yang kita khawatirkan," jelasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved