Sistem pembagian tugas para petugas pemilu penting untuk diperbaiki. Mengingat, hingga kini petugas pemilu yang gugur terus bertambah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mendorong sistem pembagian tugas diperbaiki dengan lebih memperhatikan faktor kesehatan agar para petugas tetap fit.
"Kami mengharapkan ada perbaikan sistem. Jika caranya begini tetap saja akan banyak yang sakit. Saya pikir masuk akal," kata Anhar, Sabtu (17/2).
Anhar meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) mewajibkan petugas mengedepankan kesehatan. Salah satunya mengutamakan sarapan sebelum melaksanakan tugas.
"Jaga kondisi badan, salah satunya saya meminta KPU mewajibkan mereka sarapan. Karena dari situ mulai tidak dirasa, ketika pencoblosan sore baru terasa mual segala macam," jelasnya.
Dikatakan Anhar, pekerjaan para petugas baru selesai sekira pukul 03.00 atau 04.00 WIB. Artinya mereka harus begadang, sehingga kurang waktu untuk istirahat.
"Saya kurang paham secara aturan bagaimana, tapi dari sisi kesehatan melihat kalau sistemnya masih seperti ini berat. Sesehat apapun orang kalau harus begadang apalagi dengan tekanan," bebernya.
Sesuai standar operasional prosedur (SOP), kata Anhar, Dinkes Kota Bandung telah mengatur para kepala Puskesmas memeriksa seluruh petugas pemilu.
"Saya sudah meminta seluruh Kepala Puskesmas mengecek lagi seluruh anggota KPPS untuk memastikan kesehatannya. Khawatir masih ada yang sakit," kata Anhar.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Kota Bandung, Anhar menerangkan, sejauh ini ada 345 petugas yang terlayani masuk posko kesehatan selama pelaksanaan pemilu berlangsung.
"Ini bukan anggota KPPS saja, ada petugas pemilu seperti Linmas dan Panwaslu. Total kemarin yang masuk ke data kami 345 orang yang kami layani dari 30 kecamatan," kata dia.
"Sementara yang masuk ke rumah sakit itu 10 orang, 8 sudah pulang, 1 meninggal dan 1 pasien baru masuk hari kemarin di rumah sakit Bandung Kiwari," tambahnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved