Gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di tahun 2020 merupakan sebuah refleksi untuk menguji kewarasan, etika publik, dan logika.
Pilkada juga sebuah tiket bagi yang ingin perubahan, kesetaraan dan kemajuan. Oleh karena itu, perhelatan Pilkada sebaiknya dijadikan masyarakat sebagai sarana untuk menyalurkan empati, simpati dan ide agar teragregasi menjadi sebuah kebijakan publik yang berfaedah.
Begitu pandangan yang disampaikan Politisi Partai Nasdem Kabupaten Bandung Tri Bambang Pamungkas dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (07/01).
Tri berharap di tahapan Pilkada 2020 yang tengah berjalan khususnya di Kabupaten Bandung muncul seorang figur pemimpin yang mempunyai refleksi tentang sejarah.
"Saya seorang pemuda yang melihat bila sejarah manusia itu selalu jadi refleksi. Saya juga orang yang ingin selalu belajar dari sejarah, karena sejarah adalah saksi faktual nyata disetiap hajat orang banyak," ucapnya.
Tri menambahkan, latar belakang orang tua juga bisa jadi motivasi seseorang untuk menorehkan prestasi.
"Ketika orang tuamu dicatat buruk dalam sejarah pasti hidumpu akan tertantang untuk merubah catatan sejarah itu. Dan ketika orang tuamu tidak tercatat dalam sejarah maka kamu akan membuat catatan sejarah dengan namamu sendiri," kata Tri Bambang.
Legistor termuda di DPRD Kabupaten Bandung itu meyakini jika calon pemimpin yang baik adalah calon pemimpin yang bisa membuat catatan sejarah atas namanya sendiri.
"Seperti kisah 'from zero to hero'. Dan calon pemimpin era sekarang harus siap dalam menghadapi tantangan sehingga menjadi role model sekaligus menepis kekuasaan itu hanya bisa diturunkan (dinasti)," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved