Gelaran pemilu yang setiap 5 tahun sekali dilaksanakan selalu ditunggu masyarakat. Hanya saja, setiap pemilu selalu timbul berbagai macam penyakit politik.
Begitu dikatakan Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Dede Muharam saat sosialisasi Ideologi Kebangsaan bersama Kebasbangpol dengan para ormas dan LSM se-Kota Tasikmalaya, Rabu (22/3).
"Ya ideologi kebangsaan yang dilakukan oleh Kasbangpol ini dalam upaya untuk edukasi politik bagi masyarakat," kata politisi Parta Keadilan Sejahtera (PKS) itu usai mengisi materi.
"Karena dalam Undang-Undang Partai Politik Nomor 2 Tahun 2011 pasal 14 menyatakan diantara fungsi dan kewajiban partai politik itu adalah memberikan edukasi politik kepada masyarakat," lanjutnya.
Dede menilai, undang-undang ini sangat mulia dan bagus karena ketika masyarakat sudah cerdas berpolitik, maka nasib bangsa ini ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.
"Tapi hingga hari ini kan fenomena yang terjadi di negeri ini masyarakat dalam menentukan pilihan politik itu bukan rasionalitas, tetapi lebih ke pragmatis," terangnya.
Artinya, lanjut Dede, sangat berbahaya jika memilih karena pragmatis. Apalagi tahun depan akan dihelat Pemilu 2024 serempak.
"Kami harus berikhtiar untuk memahamkan dan menyadarkan masyarakat. Karena ada tiga penyakit politik di negeri ini," paparnya.
Ia juga menjelaskan, penyakit politik itu antara lain high cost politik atau biaya politik yang cukup mahal. Sehingga dengan biaya politik yang cukup mahal, maka orang-orang yang punya integritas tetapi tidak memiliki finansial yang banyak maka tidak ada kesempatan untuk memimpin bangsa negeri ini.
"Itu dampak dari cost politik. Lalu ketika seorang kader partai, seorang politisi senior di partainya memiliki kualitas yang kuat, intensitas yang bagus, kapasitas yang luar biasa, tapi tidak memiliki finansial yang cukup maka tak sedikit mereka terpelanting dari partai politiknya," beber Dede.
Kemudian, imbuh dia, penyakit politik lainnya adalah oligarki politik. Artinya para oligarki yang mendominasi berkuasa.
"Serta interlocking politik. Politik saling mengunci. Sehingga tidak sedikit partai politik yang tidak bisa berbuat banyak karena sudah dijahati oleh kasus yang menerpanya," tuturnya.
Maka dari itu, dirinya ingin mengupayakan masyarakat keluar dari penyakit -penyakit politik tersebut. Hal itu agar bangsa dan negara ini menjadi bangsa yang baik dan benar.
"Sehingga orang-orang yang punya integritas moral, kapasitasnya luar biasa, tapi tidak memiliki finansial punya kesempatan untuk memimpin negeri ini," ujarnya.
Menurut Dede, faktanya penyakit politik seperti itu hingga hari ini masih terjadi. Maka partai politik harus mengambil langkah-langkahnya berupaya setiap hari berdiskusi dan mengedukasi untuk mengobati penyakit itu.
"Karena masih banyak masyarakat yang punya akal pikiran yang sehat juga punya nurani. Salah satu buktinya diri saya selama 3 periode menjadi anggota DPRD. Saya tidak pernah melakukan apa yang namanya money politik," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved