RMOLJabar. Orangtua siswa diimbau tidak memaksakan putra-putrinya untuk masuk ke sekolah favorit. Mengingat sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 sudah ditetapkan 3 jalur masuk yang disediakan.
Begitu disampaikan Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Syamsul Bachri di Bandung, Senin (17/6).
"Karena dengan sistem PPBD ini, maka istilah sekolah favorit itu sudah tidak ada sebenarnya. Ini dalam rangka penyeragaman kualitas atau mutu pendidikan," kata Syamsul.
Syamsul menjelaskan, mekanisme PPDB 2019 berbeda jauh dengan 2018. Misalnya, pada 2018 ada istilah pendaftaran PPDB non akademik, meliputi jalur prestasi, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan keluarga guru.
"Sekarang sudah tidak ada lagi itu. Ada, tapi persentasenya sangat kecil, berbeda dengan tahun kemarin," jelas Syamsul.
Berdasarkan data yang dihimpun, PPDB di Jabar dibagi ke dalam 3 jalur. Pertama, Jalur Zonasi dengan kuota 90 persen, memprioritaskan jarak terdekat dari domisili ke sekolah dengan seleksi berbasis jarak (75 persen). Di dalamnya sudah termasuk keluarga ekonomi tidak mampu (KETM) 20 persen dan kombinasi jarak serta prestasi akademik (15 persen).
Kedua, Jalur Prestasi dengan kuota 5 persen, dapat melalui prestasi UN atau non-UN. Ketiga, Jalur Perpindahan orang tua dengan kuota 5 persen, didasarkan pada perpindahan tugas/mengikuti tempat bekerja orang tua calon peserta didik.
Menurutnya, anak didik yang memiliki prestasi di bidang non akademik harus dihargai. Sangat disayangkan apabila mereka kalah saing akibat lokasi rumahnya tidak masuk aturan zonasi.
"Dia pintar olahraga, juara MTQ, saya pikir harus dihormati yang seperti itu. Sementara dia tinggalnya di desa, misalnya. Ke lokasi sekolah terdekatnya itu, bukan hanya 1 atau 2 kilometer, bisa puluhan kilometer. Apa yang begini harus dibiarkan habis karirnya, karena tidak punya kesempatan?" ucap Syamsul.
Paling penting, kata Syamsul, aturan yang saat ini sudah ditetapkan bisa dilaksanakan. Kemudian anak-anak yang memiliki prestasi agar diberikan ruang. Sehingga jenjang pendidikannya tidak berhenti di tengah jalan akibat terbentur aturan.
"Sekolah di Jabar harus kualitasnya sama, saya menghargai itu. Tapi tolong hormati bahwa dari sekian banyak anak-anak ini, ada bebarapa atau banyak yang punya prestasi di atas rata-rata. Harus diakomodir, sehingga mereka punya kesempatan untuk meneruskan pendidikannya," tandasnya. [gan]
© Copyright 2024, All Rights Reserved