Kondisi Gunung Sawal dinilai memprihatinkan. Kawasan yang seharusnya menjadi “gentong air” dan “tabung oksigen” bagi masyarakat Kabupaten Ciamis hampir habis lantaran dijadikan wilayah perkebunan.
Rektor Universitas Galuh Ciamis Yat Rospia Brata menginginkan luas wilayah hutan konservasi di Gunung Sawal diperluas. Dia meminta Pemerintah Kabupaten Ciamis menerima usulnya itu.
Pada Jumat (20/12) kemarin Rektor Universitas Galuh menggelar Audiensi ke Pemerintah Kabupaten Ciamis terkait keseriusan dalam menangani kelestarian hutan di Gunung Sawal.
"Dari awal kami ingin menaikkan status Gunung Sawal. Intinya untuk konservasi, harus diperluas," kata Yat di Pendopo Ciamis, Sabtu (21/12).
Dia mengakui bahwa ketika Gunung Sawal diperluas maka akan muncul penolakan dari sebagian pengusaha kopi yang mempunyai lahan di sana.
Namun, Yat juga menyayangkan banyak pengusaha dan petani kopi yang menanam kopi di lereng curam sehingga menyebabkan bencana longsor.
"Masa sih lereng-lereng dibabat dan ditanami kopi. Pengusaha-pengusaha yang punya kopi di sana harus terima (jika area hutan konservasi Gunung Sawal diperluas)," tegasnya.
Yat juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Ciamis menindak tegas petani dan pengusaha kopi yang menanam kopi di wilayah terlarang.
"Salah sendiri menanam kopi nya dimana saja. Maksud saya bukan untuk menghalau mereka, hanya menempatkan yang seharusnya," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved