Kemarau panjang membuat 1.352 hektare lahan persawahan seluas di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami kekeringan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KBB, Lukmanul Hakim musim kemarau panjang akibat fenomena El Nino ini telah membuat sumber air pengalami penyusunan. Meski tak akan membuat sawah petani mengalami puso (tidak ada hasil sawah, tetapi produksi padinya akan turun.
"Sampai September 2023, tercatat lahan pertanian padi seluas 1.352 hektare dari total luas baku sawah (LBS) 21.000 hektare mengalami kekeringan. Tidak ada lahan pertanian yang mengalami puso, hanya kekeringan ringan dan sedang," ucap Lukm saat dihubungi, Minggu (15/10).
Dampak kekeringan saat ini, dia menuturkan, menyebabkan luas tanam berkurang, produksi berkurang, terutama padi sehingga memicu terjadinya kenaikan harga beras.
"El Nino dapat mengubah musim tanam yarg normal, menyebabkan penundaan atau kegagalan tanam. Ini dapat mengakibatkan penurunan produksi dan ketidakpastian dalam pasokan makanan," ungkapnya.
Lukman mengklaim, Pemerintahan Daerah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat sudah melakukan pemetaan koordinasi, sosialisasi, dan optimalisasi sarana prasarana (sapras) pertanian berupa 187 unit pompa air dan percepatan tanam gernas (gerakan nasional). Sebab, dampak El Nino bervariasi dalam setiap tahunnya oleh karenanya penting bagi petani dan otoritas pertanian mengikuti perkembangan El Nino serta melakukan mitigasi.
"Seperti perencanaan pengelolaan air yang baik, pemilihan varietas tanaman yang tahan terhadap panas dan kekeringan, serta pemantauan penyakit dan hama yang mungkin muncul akibat perubahan kondisi cuaca," terangnya.
Selai itu, dia menjelaskan, perubahan cuaca dan lingkungan yang disebabkan El Nino dapat memengaruhi penyebaran hama dan penyakit tanaman. Kondisi yang lebih hangat dan lembab dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung perkembangan organisme patogen.
"Kami juga terus melaksanakan monitoring lapangan yang dilakukan secara bersama oleh tim dari Bidang Sarana Pertanian, Penyuluh Pertanian dari BP3K, dan petugas POPT Tanaman Pangan di tiap kecamatan," tukasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved