Rudal Hipersonik China Bikin AS Panik Seperti Saat Soviet Luncurkan Sputnik

Ujicoba rudal hipersonik China beberapa waktu lalu membuat militer AS Panik. Para jendral AS sangat khawatir dan dalam kewaspadaan tinggi sebagaimana saat Uni Soviet berhasil meluncurkan Sputnik, roket pertama yang diluncurkan ke ruang angkasa.

Dilansir Aljazeera, Kamis (28/10) Kepala Staf Gabungan Militer AS, Mark Milley, secara tersirat menyampaikan saat ini teknologi rudal hipersonik negaranya sudah teringgal dari China.

“Bisa jadi ini ini seperti momen Sputnik, tapi saya pikir itu sangat dekat dengan itu,” kata Milley.

Pekan lalu, Financial Times melaporkan bahwa China telah melakukan uji coba dua jenis sistem senjata hipersonik baru. Menurut para ahli, dua sistem perrsenjataan terbaru China itu mampu membawa bom dengan sangat-sangat cepat, menghindari sistem radar terbaru, dan diperkirakan jauh lebih canggih dari teknologi AS saat ini.

Surat kabar itu melaporkan bahwa pada 27 Juli, Beijing meluncurkan rudal nuklir yang yang dilepas ke orbit bumi hingga tak terdeteksi satelit dan radar kemudian menukik ke sasaran dilokasi yang telah ditentukan.

Pada 13 Agustus, China melakukan uji hipersonik kedua, yang memberi efek shock and awakning pada AS.

Pernyataan Milley jadi pengakuan publik paling penting dari seorang pejabat pertahanan AS atas uji coba rudal canggih China itu. Presiden AS, Joe Biden mengaku prihatin dengan situasi tersebut

Soal uji coba yang dia lakukan itu, China sendiri membantah bila dua roket yang di luncurkan mereka adalah bagian dari uji coba rudal hipersonik. Beijing mengaku bila peluncuran tersebut adalah uji coba roket luar angkasa biasa.

Selasa lalu, sumber dari Raytheon, kontraktor utama alutsista AS mengungkapkan negeri Paman Sam telah tertinggal beberapa tahun oleh teknologi yang diuji oleh China.

Milley sendiri menambahkan bila senjata baru China telah merubah taktik perang secara signifikan yang mengharuskan militer AS melakukan banyak penyesuaian.

“Jika memperhatikan sejarah, kita berada di salah satu perubahan paling signifikan dalam apa yang saya sebut ‘karakter perang,'” tandasnya.