Melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI), Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Purwakarta persiapkan para relawan dari pesantren yang tersebar di wilayahnya untuk menjadi Santri Siaga Bencana.
Para santri tersebut nantinya didorong untuk memiliki keterampilan menghadapi bencana, sekaligus mampu mencari data dan informasi lapangan tentang perubahan iklim, minimal di sekitar pesantren masing-masing.
Ketua LPBI NU Kabupaten Purwakarta, Riana A Wangsadiredja mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mempersiapkan para santri di setiap pesantren yang ada di wilayah Purwakarta agar menjadi relawan siaga bencana yang memiliki keterampilan kebencanaan.
"Konsepnya operasi pencegahan berbasis santri di antaranya bertanggungjawab atas keamanan pesantren dan lingkungan sekitarnya dari ancaman perubahan iklim. Sehingga para santri memahami potensi bencana di lingkungan dengan baik agar kesiapsiagaan dan risiko bencana bisa diminimalisir," kata Riana disela kegiatan literasi iklim bagi pelajar Mts dan MA di Madrasah Aliyah Al Irfan, Rabu (11/3).
Menurutnya, pengetahuan terkait mitigasi bencana harus dimiliki para santri yang tinggal di pesantren. Nanti, para santri akan diberikan ilmu mengenai potensi bencana di Purwakarta, mengingat wilayah tersebut adalah salah satu daerah di Jawa Barat yang rawan bencana.
Ia menambahkan, program santri siaga bencana sejalan dengan visi BPBD Jawa Barat dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta dalam melakukan pencegahan bencana.
"Pentingnya pemberdayaan santri setiap pondok pesantren dalam menghadapi bencana. LPBI NU Kabupaten Purwakarta siap bersinergi dengan seluruh stakeholder yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan kebencanaan alam," tuturnya.
Dibentuknya santri siaga tersebut, paparnya, adalah upaya pencegahan bencana secara menyeluruh, mulai dari kesiapsiagaan, pencegahan, mitigasi hingga ke tanggap bencana dan pra bencana.
"Prinsipnya ada yang memimpin, merencanakan, mendukung dan melaksanakan dalam struktur pengembangan organisasi pesantren sebagai agen untuk melakukan dan melaporkan informasi bencana di lapangan atau di pesantren masing-masing," tuturnya.
Gandeng BMKG Gelar Literasi Iklim
Lembaga tersebut juga menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam menggelar literasi iklim bagi pelajar Mts dan Aliyah.
Staf Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Deputi Bidang Klimatologi, BMKG, Nizar Manarul Hidayat menilai, literasi iklim sangat penting bagi pelajar. Langkah tersebut merupakan bagian dari desiminasi BMKG.
"BMKG bertugas menyampaikan informasi dini berkaitan dengan kondisi cuaca," ujarnya.
Menurutnya, para siswa sangat penting untuk mengetahui kondisi iklim yang akan terjadi sehingga dapat melakukan langkah-langkah antisipasi atau tindakan tertentu yang bisa dilakukan.
"Pendidikan sejak dini mengenai iklim dan hal terkait sangat penting dengan kolaborasi bersama sektor pendidikan, untuk memberikan pemahaman tentang cuaca, iklim dan bencana yang terkait," kata Nizar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved