Maraknya kasus korupsi yang menjerat kepala daerah hingga legislator di berbagai daerah di Indonesia membuat generasi muda cenderung apolitis terhadap kontestasi pemilihan.
Kendati begitu, Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati menekankan, anak muda justru harus lebih aktif berpartisipasi dalam kontestasi politik demi menjaga kualitas demokrasi agar tidak semakin kelam.
"Saya selalu menyampaikan bahwa 'buta terburuk itu buta politik'. Kalau anak mudanya tidak mau berpartisipasi aktif, maka demokrasi kita akan amburadul, karut-marut," ujar Neni dalam keterangannya, Senin (30/9).
Dikatakan Neni, generasi muda memiliki peran penting dalam menentukan arah masa depan negara, termasuk memilih pemimpin yang berkualitas. Sehingga, maraknya kasus korupsi seharusnya menjadi momentum untuk memperbaiki demokrasi.
"Bagaimana pun kondisi pahit yang ada saat ini, kita harus hadapi dan tetap optimis, karena pesimis kita juga tidak akan pernah menyelesaikan problem demokrasi yang sudah sangat semrawut," tegasnya.
Dalam memilih pemimpin, Neni mengingatkan, generasi muda perlu memerhatikan rekam jejak calon. Menurutnya, track record sangat penting sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan seseorang layak dipilih.
"Salah memilih pemimpin hari ini akan berdampak pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang, terutama terkait kebijakan-kebijakan publik yang tidak pro terhadap anak-anak muda," jelas Neni.
© Copyright 2024, All Rights Reserved