Soal Janji Dana Abadi Pesantren, Begini Respon Ulama NU Cirebon 

Eskalasi suhu politik memang semakin panas, sehingga para calon sudah mencari kepastian potensi elektabilitas masing-masing pasangan capres-cawapres untuk menentukan strata politis mereka dalam kancah Pemilu 2024.

Pandangan tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Buntet Cirebon, KH Muhammad Abbas Billy Yachsy, dalam keterangannya pada Kantor Berita RMOLJabar merespon deklarasi Capres-Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dalam bocoran salah satu programnya bantuan dana abadi pesantren.

Menurut Kang Babas, panggilan akrab KH Abbas, sebagai kaum santri dan insan pesantren, dalam pemilu ini santri dan pesantren memiliki posisi yang sama menguntungkan dari ketiga pasangan capres ini. Artinya tidak sekadar hanya dari pasangan calon tertentu seperti Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfudz atau Anies-Muhaimin.

“Adapun bergaining politik yang ditawarkan oleh pasangan calon itu saya anggap wajar saja bukan sesuatu yang istimewa, karena melihat potensi santri dan pesantren sangat besar dan cukup menentukan mereka maka sudah barang tentu mereka akan menawarkan sejumlah janji-janji politik demi kemenangan,” ujarnya, Kamis (26/10). 

Namun yang terpenting menurut Kang Babas, manakah dari ketiga pasangaan calon itu nantinya yang akan mampu mewujudkan janjinya. Kemudian karena masalah pemilu ini memilih pemimpin bangsa bukan sekadar kesantrian dan kepesantrenan yang berhubungan dengan penangan masalah bangsa dan negara dengan segudang problematikanya.

“Siapakah diantara ke tiga pasangan calon ini yang akan mampu menangani dan menyelesaikan secara baik, bijak dan menguntungkan rakyat dan negara terhadap setiap problema rakyat dan bangsa yang akan dihadapi,” ujarnya. 

Kang Babas mengingatkan, para santri dan insan pesantren harus hati-hati terhadap setiap pasangan calon yang akan menawarkan sejumlah keuntungan kepada para santi dan pesantren. Jangan dulu dimakan mentah-mentah tapi harus difikirkan dan dicari manakah yang akan mampu mewujudkan semua itu. 

“Sehingga diharapkan para santri dan pesantren tidak salah memilih pasangan calon pemimpin di masa yang akan datang untuk negara kita Indonesia.” tutupnya.