Peluang dipasangkannya Prabowo Subianto dan Puan Maharani sebagai capres dan cawapres pada Pilpres 2024 ramai dibicarakan publik.
Hal tersebut menyusul adanya pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat dalam momentum Idulfitri 1443 hijriah, Senin (2/5).
Kendati demikian, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku tak ingin berkomentar lebih jauh soal pertemuan tersebut.
“Saya tidak mau memprediksi terlalu jauh. Karena ini hari lebaran, dan tadi itu betul-betul suasananya suasana lebaran yang sangat cair, sangat baik dan suasana sangat kekeluargaan sekali,” kata Muzani saat ditemui di Teuku Umar.
Jangankan bicara kemungkinan 2024, kata Muzani, soal langkah politik di tahun 2023 yang didepan mata saja juga tidak dibahas.
“Jangankan 2024. 2023 (juga) gak dibicarakan,” tandasnya, diwartakan Kantor Berita Politik RMOL.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs, Khoirul Umam berpendapat, kedatangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam mementum Idulfitri 1443 hijriah tidak bisa dimaknai sebatas hanya silaturahmi biasa.
Anam mengulas, saat ini hampir di semua survei, elektabilitas Prabowo di sejumlah lembaga survei masih memuncaki klasemen hingga saat ini, dua tahun menjelang Pilpres 2024.
Di sisi lain, kata Anam, meskipun elektabilitas Puan masih tergolong rendah, namun Puan memegang kunci kekuatan politik besar PDIP yang per hari ini masih konsisten memuncaki survei Parpol jelang 2024 mendatang.
Bagi Anam inilah momentum jika Megawati ingin melakukan regenerasi secara smoot, yakni dengan mendorong Puan untuk bertarung di arena Pilpres 2024.
“Langkah mendorong Puan tampil di Pilpres 2024 adalah pilihan tepat. Sebab, Megawati masih bisa menjadi mentor, sekaligus masih tetap bisa mengawasi pergerakan mesin politik partainya,” kata Doktor Ilmu Politik dari The University of Queensland, Australia ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved