Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar tentunya bukan tanpa alasan. Berbagai spekulasi bermunculan atas langkah yang diambil Menko Perekonomian tersebut.
Sorotan pun datang dari anggota Dewan Pakar Golkar, Palar Batubara. Ia mensinyalir sejumlah kemungkinan yang menjadi alasan Airlangga memutuskan mundur.
"Nah, mungkin menjadi pertanyaan something wrong, ada sesuatu. Atau mungkin Airlangga sudah sadar akan dirinya, 'Oh, saya di rel yang salah', itu bisa juga alasan dia mengundurkan diri, atau setelah dia tidak bisa lagi ‘diatur’, dia ditekan untuk mengundurkan diri," kata Palar, Minggu (11/8).
Ia meyakini ada "sesuatu" di balik keputusan Airlangga mundur dari kursi pimpinan partai berlambang pohon beringin. Pasalnya, penentuan Ketua Umum Partai Golkar sedianya diputuskan melalui Musyawarah Nasional (Munas) setiap 5 tahun sekali.
"Kalau sampai dia mundur, berarti ada 'sesuatu' seperti yang saya katakan tadi," ucapnya.
Bahkan menurut Palar, mundurnya Airlangga dari Golkar merupakan peristiwa tsunami politik. Dampaknya tentu akan disarakan partai politik lain jika tidak segera dimitigasi karena Golkar sebagai salah satu partai yang cukup dewasa dan besar pun bisa dihantam peristiwa tersebut.
"Kalau seperti sekarang ini sudah terjadi tsunami politik, kita inginkan tsunami politik enggak sampai berdampak pada hal-hal yang lain. Akan tetapi, kalau tsunami politik ini juga tidak bisa di-manage dengan baik ini akan terjadi ke partai-partai politik yang lain," tuturnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved