Stok Beras Jelang Ramadan di Kota Tasikmalaya Dipastikan Aman

Guna memastikan ketersediaan stok beras cukup untuk kebutuhan masyarakat jelang ibadah puasa Ramadan 1445 hijriyah tahun 2024, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polres Tasikmalaya Kota terus melakukan pengawasan dan monitoring.

Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Fetrizal mengatakan, pihaknya telah melakukan monitoring harga dan pengecekan stok beras di Gudang Bulog yang berada di Jalan Linggajaya, Kecamatam Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

"Tadi kami melakukan monitoring dan pengecekan stok beras di gudang Bulog Linggajaya. Berdasarkan pengecekan kami alhamdulillah stok beras masih terbilang aman," terang AKP Fetrizal, Kamis (29/2).

Menurut dia, hingga saat ini terpantau stok beras yang ada di gudang bulog Tasikmalaya sebanyak 405.695 ton. Sementara Stok beras yang ada di pasar sebanyak 26.475 ton.

"Stok beras yang ada ini merupakan beras medium Thailand 5 persen dengan Logo Bulog 50 Kilogram PSO LN kemasan 740 dengan Netto 37.000," ujarnya.

Sementara beras Vietnam 5 persen Logo SPHP 5 kilogram PSO LN kemasan 300 dengan Netto 1.500. Kemudian beras Thailand 5 persen dengan Logo SPHP 5 kilogram PSO LN Kemasan 4.995 Netto 24.975.

"Sementara untuk beras Medium Thailand 5 persen Logo Banpang 10 kilogram PSO LN Kemasan 34.222 dengan Netto 342.220," ucap dia.

Lebih lanjut ia menambahkan, saat ini untuk harga beras biasa di pasaran yang awalnya Rp14.300 per kilogram saat ini turun menjadi Rp13.800 per kilogram.

"Ya Hal itu, dikarenakan di wilayah Demak sudah mulai panen dengan harga asal Rp13.000 per kilogram," paparnya.

Namun, ia tak menutup kemungkinanan masih ada harga tinggi di pasaran di atas Rp15.000 per kilogram, dikarenakan stok lama dan pedagang sudah terlanjur membeli dengan harga tinggi.

Dengan demikian, Satgas Pangan akan terus melakukan pemantauan secara berkelanjutan, sebagai kontrol ketersediaan beras untuk di Kota Tasikmalaya dan wilayah Priangan.

"Kita akan terus melakukan pemantauan baik ke pasar maupun ke gudang Bulog guna memantau keterseduan dan mengecek harga beras," tutup Fetrizal.