Warga Desa Cilame Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengaku kesulitan untuk mendapatkan suntikan vaksin. Sehingga, mereka berinisiatif untuk menggelar vaksinasi secara swadaya.
Salah satu warga, Amir Efendi (46) mengatakan, digelarnya vaksinasi ini merupakan hasil inisiasi mandiri dari Satgas Covid-19 RT 04 RW 22, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, KBB. Inisiasi itu dilakukan karena tidak adanya kejelasan vaksinasi bagi mereka dari pemerintah.
"Karena dari pemerintah KBB tidak ada informasi yang jelas tentang vaksinasi bagi masyarakat, karena dari pemerintah pusat kan menyatakan bahwa vaksinasi itu harus untuk kesehatan," kata Amir, di lokasi vaksinasi, RT 04, RW 22, Desa Cilame, Kec. Ngamprah, KBB, Kamis (2/9).
"Akhirnya kami dari Satgas Covid-19 RT 04 bekerjsama dengan ruang kolaborasi Kota Bandung, meminta bantuan untuk vaksin, alhamdulilah dapat," imbuhnya.
Amir mengaku bahagia dengan adanya vaksinasi ini. Pasalnya, banyak warga yang telah mencari suntikan vaksin namun tak kunjung mendapatkan vaksin.
"Walaupun hanya 70 dosis, tapi segitu juga alhamdulillah, karena warga sudah kesana kemari tapi belum ada vaksin. Kemarin memang ada di puskesmas dan Desa, kalau yang Desa itu cuma dijatah dua, sedangkan kami ada ratusan," akunya.
"Kalau harus menunggu, kapan kami harus divaksin, sedang program vaksinasi pemerintah sedang gila-gilaan," tegasnya.
Amir menyadari betul pentingnya vaksinasi. Menurutnya, vaksinasi sangat berguna untuk perlindungan dari bahaya Covid-19. Dengan vaksinasi, selain untuk perlindungan diri, vaksinasi juga dapat lebih melindungi keluarga dari Covid-19.
"Efek Virus Covid-19 kan sangat mengerikan, walaupun sebenarnya virus itu tidak terlihat, tapi efeknya kan berabe, minimal kita bisa jaga keluarga makanya kita mau divaksin," jelasnya.
Amir berharap, pemerintah KBB dapat memerhatikan warganya yang ingin mendapatkan vaksinasi. Pemerintah KBB hendaknya bisa mencontoh apa yang dilakukan RT 04, untuk menggelar vaksinasi serupa di tempat lain.
"Semoga pemerintah KBB bisa menggelar vaksinasi minimal tingka RW atau tidak bisa tingakat RT. Kita Satgas RT 4 sebagai pemula untuk menyentil saraf mereka," harapnya.
"Kita dapat 70 katanya, kalau RW 04 alhamdulilah sudah beres, hampir seluruhnya, karena ada yang sudah nyari kemana-mana, ke Bandung Cimahi dan lain-lain," tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Cilame, Aas Muhammad Asor membenarkan bahwa vaksinasi di wilayahnya masih sangat rendah. Dari 35.000 warganya, baru 700 yang telah mendapat suntikan vaksin.
"Sebelumnya dilaksanakan vaksinasi di Desa itu ada 400, lalu di Puskesmas, dan ada Polri, kurang lebih ada 700 yang sudah divaksin, anak-anak 150, dari total warga kita 35 ribu jiwa," katanya.
"Masih jauh dari target, yang belum itu 34.100, kita sudah mengajukan," imbuhnya.
Aas menyatakan hal senada terkait sulitnya mendapatkan vaksinasi bagi warganya. Pihaknya telah mengajukan berkalai-kali agar warga Desa Cilame mendapat kuota vaksin.
Namun, permintaan itu kerap ditolak dengan berbagai alasan dari Pemerintah KBB.
"Sebenarnya sudah beberapa kali, tidak hanya untuk warga sini seluruh warga Cilame kita mohonkan. Tapi karena keterbatasan mungkin juga lagi proses," tegasnya.
Aas mengaku, informasi terkait vaksinasi dinilai kurang oleh Pemerintah KBB. Sehingga, hal itu berdampak rendahnya vaksinasi di Desanya.
"Memang informasi yang kurang, lalu proses dan prosedurnya, kemudian kemampuan swadaya masih rendah," akunya.
Aas menambahkan, pihaknya mengapresiasi adanya warga Desa Cilame yang mampu menggelar vaksinasi mandiri secara swadaya. Menurutnya, hal itu dapat menjadi percontohan oleh wilayah lain.
"Vaksinasi swadaya masyarakat, kita dapat laporan dari Satgas Covid-19 RT 04 bukit permata, pada hari ini dilaksanakan vaksinasi kejarsama dengan ruang kolaborasi," tambahnya.
"Tentunya dengan vaksinasi seperti ini, masyarakat bisa duduk tertib, prokes dijalankan tidak ada hambatan," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved