Sejumlah penyuplai material pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing sejak tiga bulan lalu tak menerima pembayaran dari salah satu Subcont PT Tata Raya Karisma, atas material yang telah disuplai. Dampaknya, mereka menggeruduk kantor Cabang PT Waskita Karya, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Kamis (6/4).
"Di sini kami melakukan klarifikasi, karena tagihan kita mengenai material yang sudah masuk untuk pembangunan Tol Cibitung-Cilincing belum dibayarkan tagihannya. Kita ingin tanyakan ke Waskita sebagai pemilik project," kata salah seorang Penyuplai, Marini Setia Darmawanti.
Dalam kontrak kerja yang ditandatangani, terang Marini, pihak Subcont harus membayarkan tagihan tersebut tiga hari setelah invoice diterima. Akan tetapi, hingga kini tagihan tersebut tak kunjung dibayarkan.
Ia mengaku telah berupaya untuk menagih hak pembayarannya ke PT Tata Raya Karisma. Namun dari sejumlah upaya yang telah dilakukan, hasilnya tetap nihil.
"Kita udah tagihkan pembayaran itu ke PT Tata Raya Karisma, ke pihak Batrix yang juga merupakan pendanaan perusahaan tersebut juga sudah kita tagihkan, tapi hasilnya juga nihil dan mereka menghilang," bebernya.
"Harusnya Waskita tau dong kok dia gatau kantornya di mana, jadi sini kita meminta hak kita untuk pembayarannya seperti apa. Gaji-gaji sopir karyawan kita engga ada yang dibayarkan, kita juga engga bisa membayarkannya," imbuhnya.
Pada audiensi tersebut, Marini mengaku bertemu dengan salah satu perwakilan PT Waskita Karya. Hasilnya, PT Waskita Karya akan membantu para penyuplai materian pembangunan Tol Cibitung-Cilincing agar pembayaran dapat dilunasi.
"Tadi kita ketemu dengan Pak Nabil di bidang logistik Waskita cabang Cibitung-Cilincing, akhirnya ada kata mereka mau berusaha membantu. Mereka habis Lebaran menjanjikan bakal ada progres, tapi kita lihat mau dibayarkan dahulu atau seperti apa, kita engga tahu. Mudah-mudahan ada itikad baik, semoga bisa dibayarkan semuanya," kata dia.
Sejauh ini, wanita yang akrab disapai Arin tersebut membeberkan tercatat kurang lebih 15 penyuplai yang bekerjasama dengan Subcont PT Tata Raya Karisma dalam pembangunan proyek jalan tol Cibitung-Cilincing. Keseluruhan penyuplai, kata dia, tak ada satupun yang dibayar.
"Total suplayer ada 15, biaya yang belum dibayarkan total bisa Rp1 miliaran lebih. Hutang PT Tata Raya Karisma ini ke kami ada yang Rp150 juta, ada juga Rp300, Rp400, Rp600 juta," ujar Arin.
"Perusahaan itu (PT Tata Karya Karisma) kita cek tidak ada kantornya. Jangan-jangan karyawannya diambil di jalan langsung diberi mess dan dipekerjakan. Kami curiga perusahaan itu bodong. Tapi masa iya sih, perusahaan sekelas BUMN Waskita ini mau menerima Subcont yang gak jelas seperti ini sih," cetusnya.
Apabila hasil pekerjaan yang telah dilakukan para penyuplai tak kunjung dibayar, pihaknya mengancam bakal menggali kembali material pembangunan di Jalan Tol Cibitung-Cilincing.
"Kalau engga ada hasil, rekan-rekan sudah sepakat, kalau memang tidak ada itikad baik, kita akan ambil lagi material kita, kita akan gali lagi. Material kita akan kita angkut dan ambil kembali. Itu kalau tidak ada itikat baik dari Waskita selaku pemegang proyek jalan tol ini," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved