Ridwan menyebut jebolnya tanggul karena debit air sungai yang melebihi kapasitas. Dari kapasitas Sungai Citarum sebanyak 800 meter kubik, pada beberapa hari terakhir, debit naik hingga 1.300 meter kubik.
- Dugaan Kades Pebinor Dikaji, Dinsos PMD Pangandaran Tunggu Keputusan APH
- Posisi Strategis Karang Taruna Dalam Pilkades Serentak
- Jadi Sasaran Dekontaminasi BIN, Kepsek SMAN 17 Bandung Bersyukur
Baca Juga
Hal itu ia sampaikan usai mengunjungi lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Selasa (23/2).
“Jadi Citarum ini meluapnya luar biasa, kapasitasnya 800 meter kubik, kemarin kelimpasan sampai 1300 meter kubik. Jadi melebihi tinggi dan akhirnya menjebol beberapa titik,” ucap Ridwan Kamil.
Ridwan mengatakan, jebolnya tanggul di Pebayuran ini sudah masuk level dua sehingga tidak bisa ditangani dengan menumpuk karung berisi tanah. Maka dari itu, untuk jangka pendek, pihaknya tengah membangun tanggul darurat dengan menggunakan geotekstil.
“Geotekstil itu akan dikerjakan sore atau malam ini, mudah-mudahan secepatnya bisa beres,” bebernya.
Sedangkan untuk penanganan jangka panjang, lanjut Ridwan, pihaknya bakal melakukan perbaikan pada aliran Kali Bekasi terutama pada pertemuan antara Sungai Cikeas dan Cileungsi.
“Kali Bekasi itu ada pertemuan antara Cikeas dan Cileungsi, baru sedang lelang tahun ini karena ada sebagian tanah yang sedang dibebaskan. Mudah-mudahan dapat dikerjakan secepatnya,” ucap dia.
Ridwan menambahkan, perbaikan Kali Bekasi merupakan bagian dari penanganan banjir di Jawa Barat. Sebelumnya, penanganan telah dilakukan pada Sungai Cisangkuy yang diklaim telah rampaung 100 persen.
“Yang beres 100 persen itu seperti Kali Cisangkuy, biasa banjir Citarum kini dibelok tapi tidak melewati pemukiman. Ada juga yang dikerjakan tapi baru 50 persen yaitu kolam retensi untuk mengurangi banjir di Subang, Karawang. Mudah-mudahan sampai akhir tahun beres jadi bisa mengurangi banjir. Kemudian Kali Bekasi juga yang sedang akan dilelang,” ucap dia.
Sementara itu Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja mengatakan secara menyeluruh di wilayah Kabupaten Bekasi untuk saat ini titik banjir menyisakan 45 titik di 24 desa di 9 Kecamatan.
Eka menjelaskan, warga sudah mulai kembali ke rumah membersihkan sisa-sisa banjir. Petugas juga turut membantu dalam proses penanganan pasca banjir.
”Warga yang terdampak banjir hingga hari ini ada 8.283 keluarga dari 27.928 keluarga terdampak banjir di wilayahnya,” katanya.
Adapun banjir masih terjadi di 9 kecamatan dengan ketinggian air bervariasi. Kecamatan Cabangbungin 100 cm, Cikarang Timur 80 cm, Karang Bahagia 30-90 cm, Kedungwaringin 150 cm, Muaragembong 40-100 cm. Kemudian Pebayuran 30-150 cm, Sukakarya 75-100 cm, Sukawangi 40-60 cm dan Tambun Utara 80-150 cm.
Eka menambahkan pasca banjir ini, pihaknya telah melakukan rapat bersama dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), membahasa penanganan banjir tersebut dan mencari solusi.
“Pemkab Bekasi, akan melakukan pemetaan penanganan dampak banjir tersebut. Mulai dari perbaikan tanggul, jalan, maupun sarana prasarana lainnya yang rusak akibat banjir. Kami juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun pemerintah pusat dalam penanganan sejumlah tanggul jebol akibat banjir, terutama tanggul jebol sungai Citarum di Desa Sumberurip Pebayuran," tandasnya.
- Antisipasi Banjir, Warga Gotong Royong Bangun Tanggul Darurat
- Ketua PWI Majalengka Paparkan Bonus Demografi Dan Tantangan Masa Depan
- Sikapi Perkembangan Teknologi, Para Dai Harus Manfaatkan Medsos Sebagai Sarana Dakwah