Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang menjadi kebanggaan warga Jawa barat tidak beroperasi menyusul terjadinya pandemi virus corona (Covid-19).
Dari pantauan Kantor Berita RMOLjabar, tidak ada aktivitas orang berlalu lalang. Kebiasaan petugas dari bandara atau kepolisian sektor setempat juga tidak tampak di posko terpadu yang berada di depan bandara.
Di dalam bandara tepatnya di lantai 1, beberapa kantin atau rumah makan tampak tutup. Kursi dan meja berjejer rapih dengan dibaluti kain tanda tidak menerimanya pengunjung untuk beberapa waktu ke depan.
Tak jauh berbeda juga terjadi di lantai 2 dan 3 yang tampak sunyi dan sepi dari aktivitas penumpang. Bahkan, di lantai 3 yang biasanya menjadi tempat aktivitas pembelian tiket dan ruang tunggu, benar-benar dinonaktifkan.
Direktur Utama PT BIJB Kertajati, Salahudin Rafi menyampaikan, sepinya bandara telah dirasakan pihaknya sejak pertengahan Januari 2020 atau tepatnya setelah keluar Surat Keputusan (SK) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait pandemi virus corona.
Disebutkan dia, sepinya bandara atau penumpang terus merosot, hingga akhirnya saat ini tidak ada lagi maskapai yang beroperasi.
"Bandara sepi setelah keluar SK BNPB, 29 Januari sampai 28 Februari dinyatakan pandemi virus corona itu mulai ada penurunan penumpang. Lalu ada SK kedua turun diperpanjang hingga Mei pada akhir Februari mah itu merosotnya lebih. Dan benar-benar tidak ada penerbangan pada awal April ini" ujar Rafi, Rabu (8/4).
Merosotnya jumlah penumpang akibat pandemi corona, lanjut Rafi, membuat pihaknya mengambil kebijakan untuk memberlakukan sistem kerja Work From Home (WFH) kepada seluruh karyawannya.
Akan tetapi, Rafi menegaskan, kejadian seperti itu tidak hanya terjadi di Bandara Kertajati, melainkan di seluruh bandara di Indonesia.
"Dan setelah terbit Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu, lalu sudah hampir seluruhnya karyawan bekerja di rumah. Nah disitu mulai penerbangan kosong," tegasnya.
Masih dikatakan Rafi, kebijakan tersebut pihaknya ambil untuk mengutamakan keselamatan seluruh karyawan, termasuk mencegah penyebaran virus corona.
"Kita mengurangi semua kegiatan di bandara, karena kita juga mengutamakan melindungi karyawan agar tetap mereka sehat, karena kami yang ada di bandara ini peranan langsung untuk bertemu dengan penumpang," imbuhnya.
Kendati demikian, lebih jauh Rafi menambahkan, tidak adanya rute penerbangan bukan berarti seluruh aktivitas di bandara lumpuh. Rafi menjelaskan, masih ada sebagian karyawan dan beberapa petugas yang masih bekerja seperti biasa.
"Walaupun tidak ada penerbangan kita tetap harus beroperasi, yang kedua obyek bandara ini sebagai pintu gerbang untuk Papua, kalau ada bencana alam, bencana seperti ini, sebab bandara itu yang paling tercepat dalam mengirimkan bantuan atau mengangkat korban agar segera diberikan pertolongan," jelasnya.
Dirinya pun berharap, pandemi Corona ini segera berakhir, agar aktivitas bandara yang ada di Indonesia pada umumnya dan di Bandara Kertajati khususnya dapat kembali normal seperti sedia kala. Bandara Kertajati sendiri dalam situasi normal dapat melayani 10 rute penerbang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved