Di tengah kekisruhan internal yang semakin memanas, para kiai dan ulama Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai daerah di Indonesia, berkumpul menggelar Konsolidasi Nasional Presidium Muktamar Luar Biasa (MLB) NU.
Para kiai dan ulama yang mayoritas cucu dari para pendiri NU itu, merasakan kegelisahan atas kondisi PBNU selama dipimpin oleh KH Yahya Cholil Staquf. Pasalnya, yang bersangkutan dinilai telah melenceng dari khittah NU dan nilai-nilai didirikannya Jam’iyah NU tersebut.
Ketua OC Presidium MLB NU, KH Imam Baihaqi yang juga pengasuh salah satu Ponpes di Sarang Jawa Timur menjelaskan, presidium penyelamat organisasi dan MLB NU yang dibentuk berdasar “Amanat Bangkalan‟ pada 18 Agustus 2024 telah menjalankan langkah-langkah yang diamanatkan secara konsisten.
Di antaranya, melakukan silaturrahmi, koordinasi dan konsolidasi dengan berbagai pihak, khususnya Pesantren-Pesantren An-Nahdliyyah, Struktural NU di berbagai tingkatan se- Indonesia serta Kultural NU yang berkhidmat kepada Nahdliyyin di berbagai bidang dan sektor kehidupan mereka.
“Melalui Hotline Pengaduan Presidium telah direkam ratusan pengaduan, pendapat, kritik dan saran dari struktural dan kultural NU se-Indonesia, bahkan ada yang dari PCI (Pengurus Cabang Istimewa) NU dari berbagai negara,” katanya, Senin (9/9).
Kiai Imam Baihaqi juga mengatakan, seluruh rekam aduan itu melengkapi temuan dan kajian Presidum yang telah disajikan dalam “Risalah Bangkalan”. Secara prinsip, lanjut dia, rekaman dari Hotline Pengaduan Presidium selama 3 hari itu memuat 4 penilaian.
“Yakni menilai, pertama PBNU melanggar Konstitusi NU, khususnya Khittah Nahdliyyah. Kedua, PBNU intervensi terhadap Pansus Haji DPR-RI. Ketiga, PBNU mengubah wajah dan tampilan Jam'iyyah, termasuk menjadi korporasi industri ekstraksi sumber daya alam (tambang)” ungkap Kiai Imam Baihaqi.
Selanjutnya, yang keempat, kata dia, PBNU merusak persatuan dan kesatuan jam’iyyah dan jama’ah NU melalui tata kelola, tata kerja, kinerja dan performa kepemimpinan PBNU dalam penyelenggaraan jam’iyyah.
KH Imam Baihaqi juga didampingi KH. Fahmi Basyar dari Yogyakarta selaku Sekretaris OC Pra dan MLB NU, KH Fariz Fuad Hasyim dari Buntet Pesantren Cirebon selaku Wakil Ketua OC, KH Ahmad Syamsum Rizal dari Jombang Jawa Timur selaku Jubir Presidium, KH Wahono dari Kepulauan Riau selaku Wakil Ketua OC, dan Gus Ja’far Sodiq dari Jawa Timur selaku Divisi Hukum & Keorganisasian Presidium.
“Dalam konteks ini, Presidium Penyelamat Organisasi dan MLB melalui Konsolidasi Nasional Presidium MLB NU, di Cirebon Jawa Barat, selama dua hari telah mendalami semua temuan dan kajian yang ada, serta memutuskan langkah-langkah strategis dan taktis menuju MLB NU,” kata Jubir Presidium, KH Ahmad Syamsum Rizal.
Adapun hasil keputusan tersebut, di antaranya, pertama Presdium meminta kepada Kemenkumham, c.q. Direktorat Jenderal Administrasi Umum, untuk membekukan SK Pencatatan dan Pengesahan Perubahan AD-ART dan Kepengurusan PBNU sebagaimana tercatat dalam : AHU-0001097.AH.01.08.Tahun 2024, dengan alasan pelanggaran-pelanggaran berat oleh PBNU.
Kedua, kata dia, Presidium mendelegasikan kepada KH Fahmi Basya, KH. Ahmad Rosikh, KH. Wahono, KH. Dimyati, KH. Sholahuddin Azmi, dan H. Jakfar Shodiq untuk bersilaturrahmi atau mendatangi Kemenkumham dan menyampaikan permintaan Presidium membekukan SK Menkumham PBNU, tahun 2024.
“Ketiga, Presidium membuat Hotline pengaduan dan telah menerima Pengaduan, Pendapat, Kritik dan Saran dari 28 Provinsi, 326 kab./kota, dan 11 PCI NU. Sebagian besar memberikan dukungan MLB, dan meminta segera diselenggarakan. Hotline Pengaduan tetap menerima pengaduan, pendapat, kritik dan saran dari Struktural serta Kultural NU, hingga batas waktu diselenggarakan MLB NU,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata Kiai Ahmad Syamsul Rizal, yang keempat, Presidium akan menyelenggarakan Pra MLB di akhir September atau awal Oktober 2024 dengan mengundang PWNU se-Indonesia dan atau merepresentasikannya.
“Kelima, kepanitianaan Pra dan MLB NU, yakni KH Imam jazuli selaku Ketua SC, KH. Abdussalam Shohib selaku sekretaris 1, KH. Aguk Irawan selaku sekretaris 2, KH. Imam Baehaqi selaku Ketua OC, KH. Fahmi Basya selaku Sekretaris OC, dan Ir. H. Nashruddin selaku Bendahara,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved