Polemik pernyataan Joko Widodo yang mengajak masyarakat membeli makanan lokal, salah satunya bipang atau babi panggang ambawang, khas Kalimantan Barat memberi gambaran kepada publik bagaimana dia mudah disetir oleh orang-orang disekelilingnya.
Hal itu disampaikan pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (9/5).
"Pernyataan tersebut membuktikan bahwa Jokowi tidak mampu menyaring dan mudah disetir oleh orang sekelilingnya," ujar Saiful.
Ia mending para pembantu presiden yang menyusun pidato yang berisi pernyataan bernada ajakan mengonsumsi makanan haram bagi umat muslim di tengah bulan ramadhan.
Saiful pun mempertanyakan sensitifitas seorang presiden ataas dampak pernyataan yang akan dia sampaikan kepada publik.
"Selain itu dapat disimpulkan fungsi orang terdekat Jokowi yang sangat mengerti agama baik di Setkab, KSP, dan staf milenial nyata-nyata tidak berfungsi dengan baik, hingga presiden menyatakan kata-kata yang seharusnya tidak diucapkan," kata Saiful.
Hal itu makin kacau saat orang-orang di dekat presiden justru memberi pembelaan, bukan memberi klarifikasi menetralkan suasana.
"Artinya mereka hanya ingin menunjukkan bahwa presiden tidak pernah salah. Kalau ada salah, maka yang mengkritik adalah yang salah, itu justru kurang baik bagi Presiden Jokowi sendiri, dan bahkan akan menjerumuskan presiden," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved