Belakangan ini, angin bertiup begitu kencang menerpa partai berlambang pohon beringin di Purwakarta. Bahkan, isu-isu yang menyudutkan eksistensi partai tersebut menjelang perhelatan Pilkada Purwakarta, seakan tiada henti.
Mulai dari dugaan gratifikasi yang dituduhkan kepada Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta, hingga dugaan tindakan asusila yang dilakukan Sekretaris DPD. Lalu, apakah yang sebenarnya terjadi? Benarkah demikian? Atau hanya gorengan-gorengan politik pilkada yang sengaja dihembuskan oleh para pihak yang berkepentingan dengan tumbangnya pohon beringin di Purwakarta.
Seorang Politisi Senior Partai Golkar Purwakarta pernah mengungkapkan bahwa dari awal ada kekuatan politik yang memang tidak menginginkan Anne Ratna Mustika memegang tampuk kepemimpinan Golkar Purwakarta.
Segala upaya untuk menjegal mantan Mojang Purwakarta terus dilakukan dengan berbagai cara. Termasuk menyeret ARM ke pusaran kasus dugaan gratifikasi mobil mewah. Lalu, siapa di balik kekuatan tersebut, sebagian publik Purwakarta mungkin sudah tahu.
Sementara, soal isu dugaan asusila yang menimpa Sekretaris DPD Partai Golkar Purwakarta, Dias Rukmana Praja. Politisi senior itu juga memprediksi, setidaknya ada empat kekuatan yang dengan isu recehan itu menyerang Sekjen DPD Golkar Purwakarta di tengah prahara rumah tangganya itu.
Pertama ada kekuatan yang berasal dari internal yang tidak menginginkan Dias Rukmana Praja jadi Wakil Ketua DPRD Purwakarta untuk periode 2024-2029 dari Partai Golkar. Kedua, ada kekuatan yang menyerang DRP masih dari dalam, yaitu yang menginginkan PAW anggota dewan terpilih dari daerah pemilihan Plered, Tegalwaru dan Maniis itu.
Masih kata sang Politisi Senior, ada kekuatan lain yang datangnya dari eksternal partai yang menginginkan rekomendasi Partai Golkar tidak jatuh ke ARM. Dengan menggoreng Dias hingga ke DPP partai, kekuatan tersebut juga mempunyai tujuan menjatuhkan kredibilitas ARM sebagai Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta. Mereka berharap dapat rekomendasi Pilkada.
Di luar tiga kekuatan tersebut, DRP nampaknya harus bersabar atau mengambil langkah-langkah strategis lain, karena kekuatan keempat ini adalah inti permasalahan yang sedari awal tidak menginginkan ARM memimpin Golkar Purwakarta. Siapa di balik kekuatan itu, sepertinya DRP lebih tahu.
Terpisah, Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta, Suherman Saleh mengatakan, berkaitan dengan permasalahan yang mendera Sekretaris DPD Golkar Purwakarta, bahwa sebelum yang bersangkutan dipanggil oleh Dewan Etik DPP Golkar, yang bersangkutan telah menghadap dan melaporkan kejadian yang sebenarnya terjadi.
"Ini sebenarnya ranah privasi, dan tidak elok untuk diumbar ke publik. Karena ini berkaitan dengan kondisi rumah tangganya. Tapi yang jelas, secara kemanusiaan, saudara Dias sudah bertindak selayaknya lelaki sejati. Sebaiknya, kita tidak terlalu mempolitisir apa yang terjadi dengan rumah tangga orang untuk kepentingan politik tertentu," kata Uda Herman, begitu ia biasa disapa, Senin (24/6).
Di luar itu semua, Uda Herman juga mengingatkan kembali pentingnya konsolidasi dan komunikasi internal partai untuk kepentingan pemenangan Partai Golkar pada perhelatan Pilkada Purwakarta.
"Sejak Pileg 2024 pada Februari lalu, komunikasi di internal kepengurusan kurang dinamis. Seolah-olah timbul keresahan, dan ini menjadi perhatian para pencinta Partai Golkar, sebaiknya segera digelar rakor atau sejenisnya untuk mengkonsilidasi pemenangan Golkar dalam Pilkada mendatang," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved