Prihatin atas kejadian dugaan pemukulan, penganiayaan dan perusakan rumah salah seorang petani di Desa Wonoharjo, Kecamatan Pangandaran, salah seorang tokoh masyarakat minta semua pihak memerangi premanisme.
Diketahui, permintaan untuk menghabisi tindakan premanisme di Kabupaten Pangandaran terlontar pada saat aksi demonstrasi masa yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat, kepemudaan, mahasiswa hingga profesi pengacara.
Permintaan tersebut ditujukan kepada seluruh pihak yang hadir tanpa terkecuali anggota dewan dan anggota kepolisian. Salah seorang Tokoh Kabupaten Pangandaran Ahmad Irfan Alawi menyampaikan, bahwa hari ini yang berkuasa seolah-olah bukan penegak hukum, Pemerintah Daerah ataupun DPRD. Namun, preman yang terorganisir.
"Saya memohon kepada Polres Pangandaran, mari bersama masyarakat, petani, mahasiswa untuk menghabisi premanisme yang terjadi di Kabupaten Pangandaran," tegasnya dalam orasi, Kamis (25/5).
Lebih lanjut, ia meyakini, tidak akan ada ketakutan bagi jajaran Polres, teman-teman serikat petani pasundan, nahasiswa dan elemen lainnya ketika semuanya satu suara untuk menegakan keadilan.
"Tidak hanya menonton dan melihat, tapi bersama-sama bergerak untuk memperbaiki sesuatu yang menjadi keresahan di masyarakat," paparnya.
Untuk Kapolres, ucap Ahmad Irfan, segera tindaklanjuti laporan masyarakat terhadap penganiayaan yang diduga dilakukan oleh kelompok preman.
"Tindaklanjuti segera, hukum siapa yang bersalah, termasuk apabila kami yang bersalah, saya siap secara pribadi untuk membantu," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved