Di Kabupaten Kuningan terdapat 361 Desa dengan tersebar di 32 Kecamatan, namun yang sangat uniknya ada salah satu desa dengan jumlah penduduk sedikit dibanding dengan jumlah ternak domba milik warga.
Meski jumlah penduduknya sedikit, tapi secara prestasinya sudah Internasional. Desa tersebut ialah Desa Cibuntu, yang sudah tidak asing lagi ditelinga para wisatawan lokal, khususnya.
Desa Cibuntu terletak di Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan Jawa Barat ini berada di ketinggian 600 mdpl. Di bawah kaki Gunung Ciremai, Cibuntu masuk dalam salah satu Desa yang mandiri di Kabupaten Kuningan.
Potensi wisata hingga sumber daya alam dimanfaatkan menjadi sumber kehidupan dan ekonomi warga setempat. Tidak sedikit masyarakat dari luar Desa Cibuntu merasa nyaman menikmati keramahan warga yang juga menjadi pengelola wisata.
"Wisata Cibuntu memiliki curug gongseng, mata air kahuripan, kolam ikan terampi, camping ground, situs purbakala, situ religi, sampai ke kampung domba," kata Kepala Desa Cibuntu Abah Awam, Senin (29/5/2023).
Desa Cibuntu sendiri merupakan desa terakhir yang ada di Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan. Tidak ada tembusan jalan atau jembatan menuju desa lain.
Namun, desa Cibuntu memiliki kehangatan sambutan dan ramah dari penduduk setempat membuat pengunjung betah. Kawasan permukiman Desa Cibuntu terlihat tertata rapih dan bersih.
Mulai dari kondisi jalan yang mulus hingga papan petunjuk dan nama gang terlihat jelas. Sebagian besar masyarakat di Desa Cibuntu adalah petani dan peternak kambing, yang merantau pun ada.
Bahkan pada pengelolaannya, kawasan peternakan kambing di Desa Cibuntu terpisah dengan permukiman warga. Pemerintah desa setempat memberi tempat khusus untuk dibangun kandang kambing.
"Kebetulan kami masih ada lahan, dan dimanfaatkan untuk lahan kampung domba. Keberadaan kampung domba sendiri bukan tanpa alasan, sebelumnya jarak antara kandang kambing dan rumah penduduk cukup berdekat, dan membuat pemandangan tidak nyaman," ujar Abah Awam.
Abah sapaan Kepala Desa Cibuntu menyampaikan, warga desanya itu ada yang memiliki kambing sebanyak 20 ekor bahkan lebih.
"Tahun 2010 kami menginisiasi membangun kampung domba atau kambing di dekat bukit jadi warga bisa dengan tenang beternak sementara warga lain bisa nyaman beraktivitas," ujar Abah yang berusia 74 tahun.
Seiring perkembangannya, kawasan kampung domba dianggap solusi konkret dalam desa wisata ini. Bahkan, diketahui, jumlah kambing di Desa Cibuntu lebih banyak dari jumlah penduduk desa.
Hingga saat ini, Abah Awam menerangkan jumlah kambing di Desa Cibuntu tercatat 1.100 ekor. Jumlah tersebut meningkat dibanding sebelumnya sekitar 1.000 ekor.
"Kalau dulu waktu awal beternak hanya puluhan ekor dan beranak pinak jadi ribuan. Sementara, jumlah penduduk yang tinggal dan beraktivitas di sini sekitar 779 sampai 800 jiwa. Desa ini terbagi menjadi dua dusun," ujar dia.
Awam menyebutkan, banyak warga luar Desa Cibuntu yang datang membeli kambing di desanya. Kondisi kandang yang terawat ditunjang dengan suasana alam yang hjau dan membuat warga nyaman beternak kambing.
Kandang kambing yang dibangun tampak menarik perhatian. Bentuk kandang dibuat seperti rumah panggung sekat luas sesuai jumlah kambing dan yang diternak.
Rata-rata harga kambing mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 5 juta per ekor tergantung dari bobot dan usia uang yang dimiliki pembeli.
"Jenis kambing kebanyakan lokal. Banyak warga luar beli kambing di kami karena perlakuannya beda. Pakan kambing yang diberi itu murni dari rumput jenis kaliandra. Rumput tersebut memiliki protein tinggi dan berpengaruh ke daging kambing jadi lebih empuk dan enak," ujar Awam.
Salah seorang peternak kambing Desa Cibuntu Wanto (42) mengaku lebih enak dan leluasa beternak kambing yang lokasinya jauh dari pemukiman. Sebab, kalau berdekatan tentunya menimbulkan bau yang kurang sedap.
Hingga saat ini, Wanto memiliki 30 ekor kambing yang diternak untuk dijual kepada pembeli. Sementara, untuk harga menjual kambingnya mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp5 juta tergantung berat.
"Kalau dulu waktu masih dekat dengan pemukiman kan masih ya bikin kotor lingkungan sekarang mah enak. Dulu jumlah kambingnya juga masih puluhan ekor, belum seperti sekarang sudah ratusan," ujar Wanto.
Sementara peternak kambing lain Desa Cibuntu Dedi (29) menyebut hingga saat ini ada lebih dari 90 kandang dibangun pemerintah desa untuk warga setempat. Kandang tersebut dibangun bersama secara gotong royong dan diberikan cuma-cuma.
Bahkan didepan terlihat ada plang 'Kampung Domba' Mitra binaan mikro BRI Cabang Kuningan, di mana dulunya pernah ada kegiatan bersama Bank BRI sekaligus pembukaan tabungan dan ada pemberian bantuan dari BRI sebagai Desa BRILian.
"Kandangnya banyak karena satu orang bisa sampai punya 50 kambing. Katanya si nanti akan bangun lagi kandang dan sistemnya sebagian dari pemdes sebagian dari warga jadi berbarengan," kata Dedi
Dia mengaku kambing yang diternaknya dari luar desa. Sebagian besar merupakan kambing lokal seperti Kabupaten Kuningan hingga wilayah lain di Jawa Barat.
Kambing tersebut, Dedi menuturkan banyak dibeli oleh warga dari luar desa. Mereka datang terutama menjelang momen Idul Adha bahkan pada hari biasa dibeli untuk kebutuhan akikah.
"Datang sendiri bukan kami yang jual ke luar karena sudah pada tahu kambing di desa kami banyak dan kualitasnya bagus katanya," sebut Dedi.
Menjelang Idul Adha, Dedi mengungkapkan domba ada yang sudah bisa dijual ada juga yang belum. Karena dilihat dari usia dan juga berat dombanya.
"Alhamdulillah, orang-orang yang pada beli ke sini itu belum pernah merasa kecewa. Bahkan mereka ada yang dari luar kuningan juga, apalagi nanti menjelang lebaran Idul Adha," ungkapnya.
Terpisah Mantri BRI Unit Mandirancan, Ari Muhadi mengatakan Desa Cibuntu selain terkenal dengan desa wisata juga terkenal dengan keunikan kampung domba.
"Iya disini itu desa terakhir, bahkan kalau kita masuk untuk posisi kampung domba ini dari kejauhan itu dikira rumah warga, namun pas mendekat terpampang plang Kampung Domba," kata Ari.
Peran BRI, Ari mengaku merasa sangat bangga dan bahagia dapat hadir bersama-sama masyarakat di Desa Cibuntu, apalagi untuk pengembangan peternakan.
"Rata-rata setiap kandang itu sudah di beri nama pemilik, jenis kambing, jumlah kambing, serta jual beli kambing yang plangnya sendiri itu dari BRI," ujarnya.
Pihaknya berharap, kampung domba ini terus semakin maju khususnya bagi para peternak. Dan untuk tetap menjadi nasabah, maupun lainnya dengan pihak BRI.
"Bank BRI memiliki program pemberdayaan masyarakat. Semua ini kami bangun menjadi satu kesatuan untuk memberikan makna Indonesia yang sesungguhnya. Masyarakat desa merupakan pilar penting ekonomi, baik itu dari Pemerintah Desa, BUMDes, maupun para pelaku UMKM-nya," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved